Senin, 09 Agustus 2010

Notasi musik

Notasi musik adalah sistem penulisan karya musik. Dalam notasi musik, nada dilambangkan oleh not (walaupun kadang istilah nada dan not saling dipertukarkan penggunaannya). Tulisan musik biasa disebut partitur.

Notasi musik standar saat ini adalah notasi balok, yang didasarkan pada paranada dengan lambang untuk tiap nada menunjukkan durasi dan ketinggian nada tersebut. Tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme) digambarkan secara horisontal. Durasi nada ditunjukkan dalam ketukan.

Terdapat pula bentuk notasi lain, misalnya notasi angka yang juga digunakan di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, India, dan Tiongkok.


Notasi balok

Notasi Gregorian awal notasi balok

Notasi Gregorian, ditemukan oleh Paus Agung Gregori pada tahun 590, adalah awal penulisan musik dengan balok not. Namun Notasi Gregorian belum ada panjang nada (dinyanyikan sesuai perasaan penyanyi) dan masih dengan balok not yang 4 baris.

Gregorian chant.gif





Not balok yang sekarang ini telah sempurna sekali untuk musik dibandingkan Notasi Gregorian.

Unsur-unsur notasi balok

Interval not antarspasi (atau antargaris) adalah terts, sedangkan interval antara garis dan spasi adalah sekunde.

Dalam notasi balok, sistem paranada bergaris lima digunakan sebagai dasar. Bersama dengan keterangan mengenai tempo, ketukan, dinamika, dan instrumentasi yang digunakan, not ditempatkan pada paranada dan dibaca dari kiri ke kanan. Durasi nada dilambangkan dengan nilai not yang berbeda-beda, sedangkan tinggi nada dilambangkan dalam posisi not secara vertikal pada paranada. Interval dua not yang dipisahkan satu garis paranada (yaitu berada pada dua spasi yang bersebelahan) seperti digambarkan pada ilustrasi di samping merupakan interval terts, sedangkan interval antara not pada spasi dengan not pada garis adalah interval sekunde. Tanda kunci pada awal paranada menunjukkan tinggi nada yang diwakili oleh garis dan spasi pada paranada tersebut. Pada gambar di samping, kunci-G digunakan, menandakan bahwa garis kedua dari bawah melambangkan nada . Dengan demikian, interval terts pada gambar di samping adalah pasangan nada a1–c2, sedangkan interval sekunde merupakan pasangan nada a1–b1. Not-not yang melambangkan tinggi nada di luar jangkauan kelima garis paranada dapat digambarkan dengan menggunakan garis bantu yang diletakkan di atas atau di bawah paranada.

Contoh penggunaan notasi balok

Penggunaan notasi balok dijelaskan dalam contoh yang diambil dari bagian awal karya Johann Strauss, An der schönen blauen Donau yang disederhanakan

Bagian awal An der schönen blauen Donau yang disederhanakan.
  1. Di sebelah kiri atas pada awal lagu biasanya ditempatkan petunjuk tempo (yaitu kecepatan lagu), seringkali dalam bahasa Italia, yang di sini menunjukkan "tempo waltz". Selain itu juga terdapat penanda metronom dalam satuan BPM (beats per minute), di sini 142 ketukan per menit.
  2. Tanda birama menunjukkan ritme lagu. Angka di bagian atas tanda birama menunjukkan jumlah ketukan per birama, sedangkan angka di bawah menunjukkan nilai not per ketukan. Tanda birama 3/4 di sini menunjukkan bahwa terdapat tiga ketukan dalam birama, satu ketukan kuat diikuti dua ketukan lemah, dan masing-masing ketukan bernilai not seperempat.
  3. Garis birama merupakan pemisah antarbirama.
  4. Pada bagian awal paranada terdapat kunci-G yang menandakan bahwa garis kedua dari bawah melambangkan nada (berfrekuensi sekitar 418 Hz).
  5. Tanda mula utama yang di sini terdiri dari dua tanda mula kres pada garis nada c dan f menunjukkan bahwa kedua nada tersebut dinaikkan setengah nada dalam semua oktaf (dimainkan sebagai nada cis dan fis) serta menunjukkan bahwa karya musik bersangkutan bertangga nada D mayor atau B minor.
  6. Not pertama adalah not seperempat dengan nada d1, dengan dinamika (nyaring lembutnya suara) mf (bahasa Italia, mezzo forte: agak nyaring). Dapat dilihat bahwa not tersebut langsung diikuti garis birama walaupun tiga ketuk dalam birama tersebut belum selesai. Dengan demikian, karya ini dimulai bukan dengan ketukan pertama bertekanan, melainkan dengan ketukan ketiga lemah dalam suatu birama pembuka (anacrusis).
  7. Not kedua juga merupakan not seperempat dan bernada d1 yang jatuh pada ketukan pertama dalam birama berikutnya.
  8. Tanda legato menghubungkan not d1 tersebut dengan not fis1 dan a1, menandakan bahwa ketiga not tersebut harus dimainkan secara legato (sambung-menyambung).
  9. Pada birama berikutnya terdapat not setengah bernada a1 berdurasi dua ketukan.
  10. Berikutnya terdapat not seperempat dengan dua kepala not pada posisi nada fis2 dan a2, menandakan bahwa kedua nada tersebut harus dimainkan bersamaan. Di atas not tersebut terdapat tanda staccato, menandakan bahwa not tersebut harus dimainkan secara staccato (terpisah nyata dari not sebelum dan sesudahnya).
  11. Tanda diam seperempat menandakan bahwa tidak ada nada yang dimainkan selama (dalam hal ini) satu ketukan.
  12. Di bawah tiga birama terakhir terdapat tanda decrescendo, menandakan bahwa pada ketiga birama tersebut terdapat perubahan dinamika, yaitu dimainkan makin melembut (dapat juga ditulis decresc. atau dim., diminuendo)।

Musik



Allegory of Music karya Lorenzo Lippi

Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam:

  • Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar
  • Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.
  • Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik

Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.

Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.

Aliran-aliran musik

Berikut adalah daftar aliran/genre utama dalam musik. Masing-masing genre terbagi lagi menjadi beberapa sub-genre. Pengkategorian musik seperti ini, meskipun terkadang merupakan hal yang subjektif, namun merupakan salah satu ilmu yang dipelajari dan ditetapkan oleh para ahli musik dunia.

Dalam beberapa dasawarsa terakhir, dunia musik mengalami banyak perkembangan. Banyak jenis musik baru yang lahir dan berkembang. Contohnya musik triphop yang merupakan perpaduan antara beat-beat elektronik dengan musik pop yang ringan dan enak didengar. Contoh musisi yang mengusung jenis musik ini adalah Frou Frou, Sneaker Pimps dan Lamb. Ada juga hip-hop rock yang diusung oleh Linkin Park. Belum lagi dance rock dan neo wave rock yang kini sedang in. banyak kelompok musik baru yang berkibar dengan jenis musik ini, antara lain Franz Ferdinand, Bloc Party, The Killers, The Bravery dan masih banyak lagi.

Bahkan sekarang banyak pula grup musik yang mengusung lagu berbahasa daerah dengan irama musik rock, jazz dan blues. Grup musik yang membawa aliran baru ini di Indonesia sudah cukup banyak salah satunya adalah Funk de Java yang mengusung lagu berbahasa Jawa dalam musik rock.


Nada

Nada adalah bunyi yang beraturan, yaitu memiliki frekuensi tunggal tertentu. Dalam teori musik, setiap nada memiliki tinggi nada atau tala tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi nada patokan. Nada dasar suatu karya musik menentukan frekuensi tiap nada dalam karya tersebut. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda. Istilah "nada" sering dipertukarkan penggunaannya dengan "not", walaupun kedua istilah tersebut memiliki perbedaan arti।

Paranada



Paranada terdiri atas lima garis dan empat spasi.

Dalam notasi musik balok, paranada adalah lima garis horisontal tempat not ditulis. Not dapat diletakkan di garis atau di antara garis (spasi) paranada. Garis paranada diberi nomor dari bawah ke atas; garis paling bawah disebut garis pertama dan garis paling atas disebut garis kelima. Not yang terletak di garis atau spasi lebih tinggi berarti memiliki tinggi nada lebih tinggi.

Not pada paranada dibaca dari kiri ke kanan। Not yang terletak di sebelah kiri dimainkan sebelum not di sebelah kanan.

Tinggi nada



Dalam teori musik, tala atau tinggi nada menunjuk pada persepsi atas frekuensi suatu nada. Sebagai contoh, nada A di atas C tengah memiliki tinggi nada yang sekarang diset ekuivalen dengan 440 Hz (sering ditulis "A=440 Hz", dan dikenal sebagai nada konser), sekalipun tidak selalu demikian.

Hubungan relatif antartinggi nada dalam suatu tangga nada dapat ditentukan dengan salah satu sistem tuning atau penalaan. Dalam musik barat, dua belas skala kromatik adalah cara umum organisasi, dengan temperamen sama yang sekarang merupakan metode yang paling umum digunakan untuk menala skala itu. Dalam temperamen sama, rasio frekuensi dua not yang berurutan adalah \sqrt[12]{2}.

Dalam sistem temperamen baik, cara penalaan yang berbeda dipakai.

Hampir semua sistem mempunyai satu interval yang sama, misalnya oktaf di mana tinggi suatu nada adalah dua kali frekuensinya dari nada yang lain।

Ritme

Ritme atau Irama (dari bahasa Yunani ῥυθμόςrhythmos, "suatu ukuran gerakan yang simetris") adalah variasi horizontal dan aksen dari suatu suara yang teratur।

Waltz

Waltz adalah suatu jenis tarian ruangan (ballroom dance) dan tarian rakyat dalam ketukan 3/4, dilakukan terutama dalam posisi tertutup (closed position). Gerakan dasar utama dari suatu waltz adalah suatu putaran penuh dengan dua tahap dengan tiga langkap per tahap.

Waltz menjadi populer di Wina sekitar 1780-an dan menyebar ke berbagai negara lainnya pada tahun-tahun berikutnya। Waltz dan posisi tertutupnya menjadi contoh untuk penciptaan berbagai tarian ruangan lainnya. Selanjutnya, banyak tipe waltz berkembang, termasuk beberapa tarian rakyat dan ruangan lainnya.

Frekuensi

Gelombang sinusoida dengan beberapa macam frekuensi; gelombang yang bawah mempunyai frekuensi yang lebih tinggi

Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam selang waktu yang diberikan. Untuk memperhitungkan frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik.

Secara alternatif, seseorang bisa mengukur waktu antara dua buah kejadian/ peristiwa (dan menyebutnya sebagai periode), lalu memperhitungkan frekuensi (f ) sebagai hasil kebalikan dari periode (T ), seperti nampak dari rumus di bawah ini :

f = \frac{1}{T},

Amplitudo

Amplitudo dinyatakan oleh jarak naik dan turunnya suatu getaran (osilasi)

Amplitudo adalah pengukuran skalar yang nonnegatif dari besar osilasi suatu gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak terjauh dari garis kesetimbangan dalam gelombang sinusoide yang kita pelajari pada mata pelajaran fisika dan matematika - geometrika.

Tangga nada merupakan susunan berjenjang dari nada-nada pokok suatu sistem nada, mulai dari salah satu nada dasar sampai dengan nada oktafnya, misalnya do, re, mi, fa, so, la, si, do. [1]

Tangga nada mayor

Dalam teori musik, skala mayor atau tangga nada mayor adalah salah satu skala diatonik. Skala ini tersusun oleh delapan not. Interval antara not yang berurutan dalam skala mayor adalah

1, 1, 1/2, 1, 1, 1, 1/2
Tangga nada dan Kunci Diatonik
Circle of fifths

mol kres
mayor minor mayor minor
0 C a C a
1 F d G e
2 B g D b
3 E c A f
4 A f E c
5 D b B g
6 G e F d
7 C a C a
huruf kecil adalah minor

angka menunjukkan jumlah mol atau kres pada tangga nada (F = 1 mol, f = 4 mol, dst)


Tangga nada minor

Dalam teori musik, tangga nada minor atau tangga nada minor adalah salah satu tangga nada diatonik. Tangga nada ini tersusun oleh delapan not. Interval antara not yang berurutan dalam tangga nada minor (asli) adalah

1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1

Sebagai contoh, tangga nada A minor adalah

A, B, C, D, E, F, G, A'

Tangga nada minor dapat dilihat sebagai mode musik keenam dalam tangga nada mayor. Tangga nada minor kadangkala dianggap mempunyai bunyi yang cenderung lebih sedih dibandingkan dengan tangga nada mayor.


Tanda mula tangga nada minor

Tangga nada mayor menggunakan tanda mula yang sama dengan tangga nada mayor; tanda mula yang sesuai dengan pola interval suatu tangga nada minor alami dianggap sebagai tanda mula untuk tangga nada minor tersebut. Tangga nada mayor dan minor yang memiliki tanda mula sama disebut sebagai relatif; jadi tangga nada C mayor merupakan mayor relatif dari tangga nada A minor, dan tangga nada C minor adalah minor relatif dari tangga nada Es mayor.

Tangga nada mayor relatif dari suatu tangga nada minor ditentukan dengan menaikkan nada tonika tangga nada minor tersebut sebanyak satu nada dan satu seminada (tiga setengah langkah), yaitu dengan interval terts minor. Jika tanda mula suatu tangga nada, misalnya G mayor, terdiri dari satu kres, maka tangga nada minor relatifnya, E minor, juga memiliki satu kres sebagai tanda mula.

Tabel berikut menunjukkan jumlah tanda mula untuk tangga nada minor dan tangga nada mayor relatifnya.

Tangga nada dan Kunci Diatonik
Circle of fifths

mol kres
mayor minor mayor minor
0 C a C a
1 F d G e
2 B g D b
3 E c A f
4 A f E c
5 D b B g
6 G e F d
7 C a C a
huruf kecil adalah minor

angka menunjukkan jumlah mol atau kres pada tangga nada (F = 1 mol, f = 4 mol, dst)


Jenis tangga nada minor

Tangga nada minor melodi menurun

Tangga nada minor melodi menurun dihasilkan dari hanya kunci signature perbandingan mayor kadang kala dikenali sebagai natural minor. Tangga nada natural minor teringkas adalah A natural minor:

A  B  C  D  E  F  G  A'

Perbedaan ini kadang kala dikenali sebagai tangga nada minor melodi menurun kerana ia sering digunakan secara menurun dari tonik.

Tangga nada minor melodi meningkat

Tangga nada minor melodi meningkat dibentuk dengan meningkatkan tangga nada not ke 6 dan ke 7 (atau, samajuga, meratakan tahap ketiga dari tangga nada utama). Perbedaan ini digunakan, khususnya, untuk garis meningkat, karena ia mempunyai kecenderungan kepada musik tonik.

Sebagai contoh, dalam key A minor, melodi tangga nada minor meningkat:

A  B  C  D  E  F# G# A'

Tangga nada minor harmonis

Minor harmonik dibentuk dengan meningkatkan tangga nada minor pada not ke-7.

Sebagai contoh, dalam tangga nada A minor, harmonik tangga nada minor adalah:

A  B  C  D  E  F  G# A'

Tangga nada ini digunakan untuk menghasilkan harmoni kerana tangga nada tersebut mengandung kord dominan utama dan sub-dominan minor।

Tangga nada minor melodis

Dalam teori musik, skala minor melodis adalah salah satu skala minor. Skala ini tersusun oleh delapan not. Interval antara not yang berurutan dalam skala minor melodis adalah

1, 1/2, 1, 1, 1, 1, 1/2

Sebagai contoh, skala A minor melodis adalah

Tangga nada minor harmonis

Dalam teori musik, skala minor harmonis adalah salah satu skala minor. Skala ini tersusun oleh delapan not. Interval antara not yang berurutan dalam skala minor harmonis adalah

1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1 1/2, 1/2

Sebagai contoh, skala A minor harmonis adalah


Skala kromatik

Skala kromatik adalah suatu skala yg berjarak setengah nada, seperti A,A#,B,C,C#,D, dan seterusnya।

Skala pentatonik

Dalam musik, skala pentatonik atau tangga nada pentatonik adalah suatu skala dengan lima not per oktaf. Skala pentatonik ditemukan di seluruh dunia: dalam tuning krar di Ethiopia dan gamelan di Indonesia, juga pada melodi dari lagu spiritual Afrika-Amerika dan komponis

Komponis

Komponis adalah orang yang menciptakan hasil karya musik. Istilah komponis mengacu kepada orang yang menulis lagu dalam bentuk notasi musik dan meneruskan kepada orang lain untuk memainkannya. Salah satu komponis dunia yang terkenal adalah Wolfgang Amadeus Mozart, sedangkan komponis Indonesia yang cukup tenar antara lain adalah Erwin Gutawa, Yovie Widianto, Aminoto Kosin, Billy J Budiardjo, Adi MS, Didi AGP, Dian HP, dan Purwatjaraka.



Legato

Legato adalah istilah musik dari bahasa Italia yang berarti diikat. Dalam istilah musik, legato sendiri memiliki beberapa pengertian yang berbeda, satu berdasarkan musik aliran Italia dan satu lagi berdasarkan musik aliran Jerman. Pada aliran Italia, legato berarti menyanyikan gabungan beberapa not yang berurutan dalam satu waktu, sementara pada sekolah Jerman legato berarti menyanyikan dengan secepat mungkin dari satu nada ke nada berikutnya tanpa terputus dalam satu waktu.


UNSUR - UNSUR NOTASI BALOK



Dalam notasi balok, sistem paranada bergaris lima digunakan sebagai dasar. Bersama dengan keterangan mengenai tempo, ketukan, dinamika, dan instrumentasi yang digunakan, not ditempatkan pada paranada dan dibaca dari kiri ke kanan. Durasi nada dilambangkan dengan nilai not yang berbeda-beda, sedangkan tinggi nada dilambangkan dalam posisi not secara vertikal pada paranada. Interval dua not yang dipisahkan satu garis paranada (yaitu berada pada dua spasi yang bersebelahan) seperti digambarkan pada ilustrasi di samping merupakan interval terts, sedangkan interval antara not pada spasi dengan not pada garis adalah interval sekunde. Tanda kunci pada awal paranada menunjukkan tinggi nada yang diwakili oleh garis dan spasi pada paranada tersebut. Pada gambar di samping, kunci-G digunakan, menandakan bahwa garis kedua dari bawah melambangkan nada g¹. Dengan demikian, interval terts pada gambar di samping adalah pasangan nada a1–c2, sedangkan interval sekunde merupakan pasangan nada a1–b1. Not-not yang melambangkan tinggi nada di luar jangkauan kelima garis paranada dapat digambarkan dengan menggunakan garis bantu yang diletakkan di atas a

tau di bawah paranada






Akord dan Progresi Akord

Nada Non-harmonik dan Kadens Lain

Dalam bab sebelumnya, Anda sudah belajar tentang beberapa jenis nada non-harmonik. Ada nada samping atau ampiran, nada tetangga, dan nada suspension. Anda juga sudah memahami kadens setengah dan kadens biasa atau otentik.

Bab ini akan melanjutkan pembicaraan tentang beberapa jenis nada non-harmonik dan kadens lain. Ini akan melengkapi pembahasan mendasar tentang nada non-harmonik dan kadens.

Nada-Nada Non-harmonik yang Lain

Nada-nada ini mencakup apogiatura (disingkat app.), retardasi, antisipasi, ekapi, dan kambioto. Retardasi dan antisipasi dipakai dalam harmoni sementara apogiatura dan ekapi dipakai dalam melodi. Jenis-jenis nada non-harmonik ini dipakai dalam nyanyian dan melodi modern.

Apogiatura

Teknik menghias nada ini biasanya ditempatkan satu nada di atas nada akord. Dengan kata lain, apogiatura adalah suatu interval kedua atas untuk suatu nada akord di bawahnya. Nada non-harmonik ini mencapai kekendorannya pada nada akord yang berada setangga di bawahnya. Apogiatura harus dipakai pada suatu ketukan berat dan menjadi kendor mengikuti gerak menurun. Apogiatura sering ditulis sebagai suatu grace note.

Grace note adalah suatu istilah Inggris untuk suatu not hiasan. Not ini ditempatkan sebelum not pokok yang dihiasinya, dibunyikan segera sebelum not pokoknya tapi harus membentuk satu ketukan bersama dengan not pokoknya. Grace note bisa membentuk hiasan satunada atau setengahnada dari not pokoknya.

Suatu contoh apogiatura:

Apogiatura

Apogiatura berbentuk grace note ditandai suatu anak panah. Not awal non-harmonik ini adalah suatu do yang harus Anda mainkan cepat sebelum not si di bawahnya. Kedua not ini harus Anda mainkan dalam satu ketukan.

Suatu lagu pop klasik yang memakai apogiatura adalah Yesterday dari the Beatles. Nada pertama awalnya memakai satu nada setinggi satunada dari nada akord di bawahnya.

Yesterday

Apogiatura - not re - dimulai oleh not pertama yang diberi tanda anak panah. Nada akord yang menyusul pada not kedua adalah not do.

Retardasi

Suatu retardasi mirip suatu suspension tapi nada yang dikendorkan berjarak satunada diatonik ke atas dengan nada non-harmonik yang membentuk retardasi. Satunada diatonik ke atas sama dengan satu interval kedua atas, dengan nada pertama, nada lebih rendah, sebagai nada non-harmonik.Nada lebih tinggi sekaligus adalah nada akord.

Retardasi

Contoh retardasi

Tanda panah menunjukkan nada retardasi. Meskipun nada ini bagian dari akord di kirinya, ia - untuk sementara - menjadi bagian akord di tengah sebelum beralih menjadi nada akord ini. Nada retardasi sebagai suatu nada non-harmonik membentuk suatu interval kedua atas dengan nada berikutnya, yaitu nada akord.

Antisipasi

Antisipasi adalah suatu not yang dibunyikan mendahului akord yang berisi not itu. Antisipasi dibentuk oleh dua not yang membentuk interval kedua atau lebih. Not bawah interval itu adalah suatu not akord sementara not atasnya adalah suatu not non-harmonik. Not atas yang tegang ini dikendorkan ketika ia kembali pada akord C, tempat asalnya. Kalau not non-harmonik yang tegang ini dikendorkan oleh suatu interval di atas interval kedua, ia disebut antisipasi bebas.

Antisipasi

Tanda panah dan singkatan ant. menunjukkan not antisipasi, not yang berasal dari akord C birama kedua. Not ini mendahului akordnya dan menjadi suatu not non-harmonik sementara bagi akord G7.

Berikut adalah suatu contoh antisipasi - ditandai anak panah - berdasarkan suatu kutipan bagian akhir suatu nyanyian gereja, "Kudengar Panggilan Tuhan" (Nyanyikanlah Kidung Baru no.125). Not antisipasi yang adalah not akord terakhir (G) dimajukan menjadi salah satu not akord D7.

Contoh antisipasi

Ekapi

Ekapi disebut juga "nada lepas (escape tone)". Ia melepaskan diri dari harmoni secara bertangga lalu melompat ke dalam arah yang berlawanan dan mencapai kebebasan dalam akord berikut. Dengan cara ini, ekapi atau nada lepas adalah sejenis apogiatura terbalik. Ekapi kromatik jarang ditemukan karena gerak ekapi kromatik menuju kekendoran yang tidak bersifat diatonik.

Simak suatu contoh ekapi berikut:

Ekapi

Nada yang ditandai anak panah menunjukkan not sol yang membentuk interval kedua atas dengan not fa dari akord F. Not sol ini sekaligus menghasilkan nada non-harmonik, suatu nada hiasan, yang menimbulkan efek tegang sementara. Nada lepas ini membentuk suatu interval ketiga dengan nada mi dari akord C, akord yang memberi kekendoran atau kelegaan pada nada lepas tadi.

Contoh ekapi atau nada lepas - ditandai anak panah - berikut berasal dari fragmen suatu nyanyian gereja, "Besarlah Untungku" dalam Nyanyikanlah Kidung Baru (no. 197). Nada mi membentuk suatu nada lepas, nada non-harmonik, dari harmoni dalam akord D dan D7. Nada lepas ini adalah suatu nada yang tegang dan sekaligus janggal bunyinya karena ia bukanlah nada normal kedua akord tadi. Tapi ekapi ini berlangsung sebentar saja - selama satu ketukan - lalu dikendorkan atau dilegakan oleh akord G birama ketiga.

Fragmen ekapi

Kambioto

Mirip nada lepas, kambioto adalah nada non-harmonik yang meninggalkan nada harmonik melalui lompatan lewat satu tangga. Sesudah itu, kambioto mengendor secara bertangga mengikuti arah yang berlawanan.

Contoh kambioto berikut ditandai anak panah:

Kambioto

Dalam birama pertama, nada re ketukan kedua membentuk suatu interval ketiga bawah dengan nada fa dari akord F pada ketukan pertama. Dalam birama kedua, urutan interval tadi dibalikkan: nada fa sebagai kambioto membentuk suatu interval ketiga atas dengan nada re dari akord G7 ketukan pertama. Setiap kambioto yang non-harmonik itu menghasilkan nada yang tegang terhadap akord di kirinya.

Ketegangan ini lalu dikendorkan melalui akord di kanannya. Dalam hal ini, nada re birama pertama membentuk suatu interval kedua bawah dengan nada mi dalam akord C. Sementara itu, nada fa birama kedua membentuk suatu interval kedua atas dengan nada mi dalam akord C.

Kadens Lain

Sesudah Anda memahami kadens setengah dan biasa dalam bab yang lalu, Anda perlu memahami juga dua jenis kadens yang lain. Ini untuk melengkapi jenis-jenis kadens yang dipakai untuk tangganada mayor.

Kadens otentik sempurna dan taksempurna

Kadens otentik yang sudah dibicarakan dirinci menjadi dua jenis. Pertama, kadens otentik sempurna; dan, kedua, kadens otentik taksempurna.

Kadens otentik sempurna adalah suatu kadens otentik yang di dalamnya akord dominan dan tonika masing-masing masing-masing memakai not dasar. Ini adalah not kelima untuk akord dominan dan not kesatu untuk akord tonika. Not tonika ada dalam bagian sopran akord di akhir suatu lagu.

Kadens otentik taksempurna adalah suatu kadens otentik yang di dalamnya not bagian sopran akord di akhir suatu lagu berakhir tanpa not tonika. Not ini bisa not ketiga atau kelima akord di akhir lagu itu.

Tiga contoh berikut menunjukkan kadens otentik sempurna dan taksempurna:

Kadensotentiksempurnataksempurna

Ketiga birama pertama dengan not terakhir (birama tiga) yang adalah do pada bagian sopran menunjukkan suatu kadens otentik sempurna. Birama empat sampai dengan enam menunjukkan suatu kadens otentik taksempurna yang berakhir dengan not mi. Birama tujuh sampai dengan sembilan menunjukkan kadens otentik taksempurna lain yang berakhir dengan not sol.

Kadens subdominan

Kadens ini dicirikan oleh progresi akord dari tonika (I) ke subdominan (IV). Bandul progresi berayun dari tengah, dari tonika, ke kiri, ke subdominan, dan berhenti di situ. Ketegangan timbul selama bandul ada di kiri dan ini berarti melodi belum selesai. Untuk sementara, akord subdominan mengganti akord tonika sebagai pusat nada lalu berayun balik ke tonika.

Contoh kadens subdominan berikut adalah suatu fragmen dari "Gembala Baik Bersuling nan Merdu" ciptaan C. Akwan dalam Kidung Jemaat no. 415. Progresi akord yang disoroti adalah G-C (I-IV) atau tonika-subdominan. Perulangan progresi ini dalam birama ketiga sesudah ketukan pertamadan kedua, yaitu G-C (I-IV) bukanlah kadens subdominan melainkan urutan akord biasa.

Gembala baik

Kadens plagal

Kadens plagal adalah kebalikan dari kadens subdominan. Dalam kadens ini, bandul berayun dari kiri, dari subdominan (IV), kembali ke tengah, ke tonika (I). Suasana tegang subdominan sekarang menjadi kendor, lega.

Meskipun menjadi kendor, progresi akord IV-I kurang meyakinkan dibanding kadens biasa (V-I). Baik akord subdominan maupun tonika sama-sama punya not do (not tonika), not yang bukan baru bagi tonika.

Karena kesamaan not do tadi, kadens plagal dihindari pemakaiannya sebagai perhentian sementara di dalam dan di akhir suatu lagu. Kadens plagal boleh dipakai hanya dalam kasus khusus di dalam dan di akhir lagu.

Contoh suatu kadens plagal di dalam suatu lagu."Hitung Berkat-Nya" adalah suatu potongan melodi dari suatu gospel terkenal. Harmonisasi aslinya yang benar (birama kedua) sengaja dibuat salah di sini untuk menjelaskan kadens plagal yang dihindari (birama pertama).

Hitung berkat-Nya

Dalam kasus khusus, kadens plagal diizinkan di akhir suatu lagu, seperti bagian akhir My Way, lagu pop tenar itu. Kadens ini dipakai sebagai suatu kejutan. Akord F6 pada dasarnya adalah akord subdominan dalam kunci C diatonik mayor.

My way

Kadens Lengkap

Kadens plagal dan kadens biasa yang digabungkan membentuk kadens lengkap. Bandul kadens ini mengayun dari tengah (T) ke kiri (S). balik ke tengah (T) mengayun ke kanan (D) dan akhirnya mengayun balik ke kiri (T) dan berhenti di situ. Ringkasan progresinya menjadi T-S-T-D-T. Tapi progresi lengkap ini sering disingkat menjadi T-S-D-T.

Suatu lagu gereja singkat, "Amin", menunjukkan suatu bentuk kadens lengkap:

Amin,amin,amin

Tangganada Diatonik Mayor D

Sejauh ini, Anda sudah memahami dan memakai dua tangganada diatonik mayor: C dan G. Sekarang, Anda akan memelajari suatu tangganada mayor lain: D. Tangganada yang memakai kunci trebel dan basnya, dan juga setengahnadanya dalam posisi naik dan turun, demikian:

Tangganada mayor D

Untuk mengingat urutan not ini, Anda bisa memakai berbagai cara. Apa pun cara yang Anda tempuh, ada tiga cara yang gampang. Ingatlah selalu posisi tonika setiap kunci. Dari tonika (not do) ini, Anda bisa membaca atau memainkan tangganadanya dalam posisi naik atau turun, termasuk setengahnadanya. Kemudian, ingatlah bahwa kunci D ditandai dua kres (##). Cara lain adalah dengan mengingat posisi not d (re) pada paranada yang memakai kunci trebel dan bas dari tangganada diatonik mayor C. Ketika tangganada ini diubah menjadi tangganada diatonik mayor D, not d pada posisi kunci C Anda ubah menjadi do.

Notasi Ritmik

Anda akan diperkenalkan pada suatu pola iringan gitar yang baru. Notasi ritmiknya demikian:

Notasi ritmik baru

Berlatihlah untuk memainkan pola ritme dalam birama pertama beberapa kali sampai Anda menguasainya dengan mantap. Pukulan up-strum yang ditandai & pada ketukan kedua dan pukulan down-strum pada ketukan ketiga diberi busur-sambung. Busur-sambung ini berarti Anda tidak boleh membunyikan ketukan ketiga tapi menghitungnya saja sebagai setengah ketukan pertama. Setengah ketukan kedua Anda mainkan pada tanda &. Sesudah pola ritme dalam birama pertama Anda latih berkali-kali dan kuasai dengan mantap, akhirilah pola ini dengan satu pukulan down-strum dalam birama kedua. Meskipun not birama kedua ditandai angka 1, ia sebenarnya harus dihitung sebanyak 4 ketukan.

Latihan Akord

Berlatihlah untuk menguasai akord-akord berikut. Akord-akord ini tergolong pada kunci mayor D. Pakailah notasi ritmik di atas untuk latihanmu.

Akord D

Akord G

Akord A

Akord A7

Akord Em



Sesudah menguasai akord-akord tadi, pakailah akord-akord ini untuk mengiringi lagu rakyat Papua berikut. Pakailah notasi ritmik yang sudah Anda pelajari untuk mengiringi nyanyian ini dan akhirilah dengan satu pukulan down-strum di akhir nyanyian.

Yamko rambe

















Tidak ada komentar: