Minggu, 08 Agustus 2010

Teori musik merupakan cabang ilmu yang menjelaskan unsur-unsur musik. Cabang ilmu ini mencakup pengembangan dan penerapan metode untuk menganalisis maupun menggubah musik, dan keterkaitan antara notasi musik dan pembawaan musik.

Hal-hal yang dipelajari dalam teori musik mencakup misalnya suara, nada, notasi, ritme, melodi, Kontrapun Musik, harmoni, Bentuk Musik, Teori Mencipta Lagu, dlsb।

Suara

Teori musik menjelaskan bagaimana suara dinotasikan atau dituliskan dan bagaimana suara tersebut ditangkap dalam benak pendengarnya. Dalam musik, gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik biasanya dijelaskan dalam tala (Inggris: pitch, yaitu tinggi nada), durasi (berapa lama suara ada), intensitas, dan timbre (warna bunyi)।

Nada

Suara dapat dibagi-bagi ke dalam nada yang memiliki tinggi nada atau tala tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi nada patokan. Perbedaan tala antara dua nada disebut sebagai interval. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda. Tangga nada yang paling lazim adalah tangga nada mayor, tangga nada minor, dan tangga nada pentatonik. Nada dasar suatu karya musik menentukan frekuensi tiap nada dalam karya tersebut। Nada dalam teori musik diatonis barat diidentifikasikan menjadi 12 nada yang masing-masing diberi nama yaitu nada C,D,E,F,G,A dan B. Serta nada-nada kromatis yaitu Cis/Des, Dis/Es, Fis/Ges, Gis/As, dan Ais/Bes.

Ritme

Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan। Nada-nada tertentu dapat diaksentuasi dengan pemberian tekanan (dan pembedaan durasi).

Notasi

Notasi musik merupakan penggambaran tertulis atas musik. Dalam notasi balok, tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme) digambarkan secara horisontal. Kedua unsur tersebut membentuk paranada, di samping petunjuk-petunjuk nada dasar, tempo, dinamika, dan sebagainya।

Melodi

Melodi adalah serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut dapat dibunyikan sendirian, yaitu tanpa iringan, atau dapat merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu (biasanya merupakan rangkaian nada tertinggi dalam akord-akord tersebut).

Melodi terbentuk dari sebuah rangkaian nada secara horisontal. Unit terkecil dari melodi adalah Motif. Motif adalah tiga nada atau lebih yang memiliki maksud atau makna musikal. Gabungan dari Motif adalah Semi Frase, dan gabungan dari Semi Frase adalah Frase (Kalimat). Sebuah Melodi yang paling umum biasanya terdiri dari dua Semi Frase yaitu kalimat tanya (Antisiden) dan kalimat jawab (Konsekuen)।

Harmoni

Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau lebih nada dengan tinggi berbeda dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada-nada tersebut dibunyikan berurutan (seperti dalam arpeggio). Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord

Ilmu Harmoni : Pengertian dan Dasar Ilmu Harmoni Dalam Musik

Ilmu harmoni secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari harmoni. Harmoni adalah keselarasan. Dalam teori musik, ilmu harmoni adalah ilmu yang mempelajari tentang keselarasan bunyi dalam musik.
Dalam beberapa bahasa, harmoni disebut armonía (Spanyol & Italia), harmonie (Perancis dan Jerman), zusammenklang (Jerman).

Beberapa Pengertian Ilmu Harmoni

  • Ilmu harmoni adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara not/nada yang satu dengan nada yang lain pada saat didengarkan secara bersama-sama, sering digambarkan sebagai dimensi vertikal di dalam teori musik dimana melodi (cantus firmus atau counterpoint) disebut sebagai dimensi horisontal.
  • Ilmu harmoni adalah ilmu yang mengajarkan cara mengkombinasikan atau menggabungkan not-not (nada-nada) secara simultan (serentak atau bersamaan) untuk menghasilkan akor (chord) dan mempelajari juga penggunaan akor secara berturut-turut untuk mendapatkan progresi atau pergerakan akor.
  • Ilmu harmoni adalah salah satu cabang teori musik yang mempelajari cara menyusun suatu rangkaian not-not (nada-nada) menjadi rangkaian akor, agar bunyi dalam musik menjadi selaras dan enak didengar.

Dalam ilmu harmoni diajarkan tentang penggunaan nada secara bersamaan sehingga menghasilkan akor yang sesuai dalam suatu rangkaian atau jalinan pergerakan (progresi) pada suatu lagu, sehingga secara keseluruhan lagu tersebut akan terdengar sebagai musik yang selaras dan indah.

Sesuai dengan pengertian ilmu harmoni yang pertama di atas, dalam musik barat, harmoni mengacu kepada aspek musik secara vertikal, yaitu perpaduan beberapa nada dalam satu hitungan/ketukan secara serentak/bersamaan. Hal ini harus dibedakan dengan ide atau gagasan dalam musik yaitu melodi atau garis melodi lagu. Melodi lagu disebut juga sebagai aspek horisontal di dalam musik.

Teori Ilmu Harmoni Dasar

Ada beberapa hal dasar yang perlu diketahui dalam ilmu harmoni. Yang terutama adalah tonal system (sistem tonal) trisuara atau triad. Jika kita menyusun tiga nada yang masing-masing berjarak terts (terts besar (Major Third/M3) atau terts kecil (Minor Third/m3)) dari nada alasnya/nada rootnya atau kemudian sering disebut sebagai nada bas, maka akan diperoleh akor yang disebut trisuara atau triad. Konsep ini adalah konsep dasar pembentukan akor dalam ilmu harmoni klasik.

Seorang komposer berpeluang juga untuk membentuk kemungkinan kombinasi tidak berdasarkan susunan interval terts diatas. Seorang komposer kontemporer saat ini membentuk struktur susunan nada dalam sistem tonalnya pada interval kwart (Perfect Fourth/P4 dan Augmented Fourth/A4), interval kwint (Perfect Fifth/P5 dan Diminished Fifth/d5), interval second (Major Second/M2 dan Minor Second/m2) dan lain sebagainya.

Sebagai landasan dalam tradisi musik yang diwariskan dari musik barat, maka akor dalam tangga nada diatonis atau tangga nada mayor yang disusun berdasarkan sistem tonal trisuara atau triad akan membentuk akor mayor, akor minor, akor augmented dan akor diminished. Masing-masing akor memiliki fungsi sesuai dengan jenis dan posisinya pada tangga nada diatonis atau tangga nada mayor.
Untuk selanjutnya, akan saya bahas secara lebih mendalam tentang pengertian akor berdasarkan fungsinya dalam satu tangga nada diatonis/mayor pada topik ilmu harmoni।

Peranan dan Fungsi Akor (Chord) : Teori Musik dan Ilmu Harmoni


peranan-chord

Untuk memudahkan mempelajari peranan dan fungsi akor, maka saat kita mempelajari akor harus dibatasi pada satu tangga nada. Apa yang dimaksudkan dengan satu tangga nada? Yaitu berkaitan dengan cara mempelajari peranan dan fungsi akor, kita belajar dari satu jenis tangga nada saja. Ada beberapa jenis tangga nada, tapi yang paling sering digunakan adalah tangga nada mayor diatonis. Dan untuk semakin mempermudah juga, maka sebaiknya dibatasi pada satu kunci saja. Misal, pilih tangga nada mayor diatonis dengan kunci do sama dengan C atau natural.

Bagaimana dengan jenis tangga nada yang lain? Misalnya, tangga nada minor, tangga nada pentatonik, dan lain-lain. Tentu saja peranan dan fungsi akor untuk masing-masing jenis tangga nada akan berbeda. Tangga nada minor masih bisa dihubungkan secara persaudaraan dengan tangga nada mayor diatonis, tapi untuk tangga nada pentatonis, atau jenis tangga nada lain, akan memiliki teori musik yang berbeda juga. Tapi, kita tidak perlu khawatir dengan hal ini, karena sebagian besar lagu yang ada di dunia ini, kurang lebih sekitar 90% adalah lagu yang dibuat berdasarkan tangga nada mayor diatonis.

Di dalam ilmu harmoni klasik, berdasarkan teori musik dari barat, akor yang disusun dengan sistem tonal trisuara atau triad chord memiliki peranan dan fungsi akor masing-masing. Untuk lebih memudahkan dalam mempelajarinya, maka saya akan mulai menyebutkan nama akornya dalam satu wilayah tangga nada mayor diatonis yang paling mudah, yaitu tangga nada dengan kunci do sama dengan C atau natural.

Mengapa Kita Perlu Mempelajari Peranan dan Fungsi Akor ?

Peranan dan fungsi akor sangatlah penting di dalam ilmu harmoni. Lihat kembali artikel Ilmu Harmoni : Pengertian dan Dasar Ilmu Harmoni Dalam Musik. Dengan mempelajari dan mengetahui peranan dan fungsi akor, maka kita tidak akan ragu-ragu dalam memberikan nuansa bunyi musik pada suatu lagu.

Kita akan tahu benar bagaimana cara memberikan langkah-langkah akor (progresi akor atau chord progression), sifat-sifat akor, karakter akor dan warna bunyinya jika masuk atau menuju ke akor yang lain, memberikan jembatan akor dengan benar, bahkan jika kita juga ingin memberikan bunyi disonan, tanpa ragu-ragu kita masukkan saja akor disonan pada suatu lagu.

Mengapa? Karena kita sudah tahu aturannya, kita sudah tahu peranan dan fungsi dari masing-masing akor dalam ilmu harmoni.

Peranan dan Fungsi Akor

Peranan dan fungsi akor yang disusun berdasarkan trisuara atau triad chord dalam tangga nada mayor diatonis dengan kunci do=C adalah sebagai berikut :

  • Akor Pertama (I) atau C Mayor (C-E-G) disebut sebagai Tonika (Tonic)
  • Akor Kedua (II) atau D Minor (D-F-A) disebut sebagai Super Tonika (Super Tonic)
  • Akor Ketiga (III) atau E Minor (E-G-B) disebut sebagai Median (Mediant)
  • Akor Keempat (IV) atau F Mayor (F-A-C) disebut sebagai Sub Dominan (Sub Dominant)
  • Akor Kelima (V) atau G Mayor (G-B-D) disebut sebagai Dominan (Dominant)
  • Akor Keenam (VI) atau A Minor (A-C-E) disebut sebagai Sub Median (Sub Mediant)
  • Akor Ketujuh (VII) atau B Half Diminished (B-D-F) disebut sebagai Leading Tone

Fungsi Akor : Akor Pokok

Jika kita melihat pembagian akor berdasarkan peranan dan fungsinya, maka kita akan bisa melihat 3 (tiga) macam jenis akor yang utama, yaitu akor mayor, akor minor, dan akor half diminished. Tiga akor mayor yang telah disebutkan di atas inilah yang disebut sebagai akor pokok atau akor utama (primary chords). Jadi sebagai akor pokok adalah Tonika, Sub Dominan, dan Dominan.

Untuk tangga nada dengan kunci do = C, maka akor pokoknya yang merupakan akor mayor adalah :

  • Akor C Mayor yang berperan sebagai Tonika
  • Akor F Mayor yang berperan sebagai Sub Dominan
  • Akor G Mayor yang berperan sebagai Dominan

Untuk selanjutnya Tonika akan disingkat T, Sub Dominan disingkat S, dan Dominan disingkat D.

Akor pokok untuk tangga nada dengan kunci yang lain, adalah sebagai berikut :

  • Misalnya, Do = G, maka G Mayor adalah sebagai T, C Mayor sebagai S dan D Mayor sebagai D.
  • Misalnya, Do = D, maka D Mayor adalah sebagai T, G Mayor sebagai S dan A Mayor sebagai D.

Dari sini kita akan lebih mudah memahami peranan dan fungsi akor.

Mari kita lihat lebih mendalam, ternyata akor G Mayor bisa memiliki peranan dan fungsi yang berbeda jika terjadi perbedaan kunci tangga nadanya.

  • Pada tangga nada dengan do = C, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Dominan (D).
  • Pada tangga nada dengan do = G, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Tonika (T).
  • Pada tangga nada dengan do = D, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Sub Dominan (S).

Fungsi Akor : Akor Pembantu

Sedangkan akor minor dalam peranan dan fungsi akor di atas tadi, yaitu Super Tonika, Median dan Sub Median disebut sebagai akor pembantu. Pada beberapa teori musik dalam ilmu harmoni, penyebutan Super Tonika, Median dan Sub Median sebagai akor pembantu lebih disederhanakan berkaitan dengan peranan dan persaudaraannya dengan akor pokok.

Istilah yang lain tersebut adalah : (harus selalu diingat, yaitu saat mempelajari peranan dan fungsi akor harus hanya pada satu tangga nada mayor diatonis dalam satu kunci saja, kita ambil contoh dalam hal ini yaitu tangga nada mayor diatonis dengan kunci do = C)

  • Super Tonika disebut sebagai Sub Dominan Pembantu (Sp), yaitu akor D Minor.
  • Median disebut sebagai Dominan Pembantu (Dp), yaitu akor E Minor.
  • Sub Median disebut sebagai Tonika Pembantu (Tp), yaitu akor A Minor.

Bagaimana untuk tangga nada dengan kunci yang lain?

  • Misalnya, Do = G, maka A Minor adalah sebagai Super Tonika (Sp), B Minor sebagai Median (Dp) dan E Minor sebagai Sub Median (Tp).
  • Misalnya, Do = F, maka G Minor adalah sebagai Super Tonika (Sp), A Minor sebagai Median (Dp) dan D Minor sebagai Sub Median (Tp).

Sehingga dapat kita lihat sebagai berikut :

  • Pada tangga nada dengan do = C, maka akor A Minor berfungsi sebagai Sub Median atau Tp.
  • Pada tangga nada dengan do = G, maka akor A Minor berfungsi sebagai Super Tonika atau Sp.
  • Pada tangga nada dengan do = F, maka akor A Minor berfungsi sebagai Median atau Dp.

Sebagai satu kesimpulan untuk sementara dalam artikel ini, yaitu bahwa akor pokok atau akor utama atau primary chords bersifat akor mayor, dan dalam satu tangga nada mayor diatonis hanya ada 3 (tiga) akor saja, yaitu:

  • Tonika
  • Sub Dominan
  • Dominan

Sedangkan akor pembantu bersifat akor minor dan juga hanya ada 3 (tiga) saja, yaitu :

  • Super Tonika (Sub Dominan pembantu atau Sp)
  • Median (Dominan pembantu atau Dp)
  • Sub Median (Tonika pembantu atau Tp)

Solfes : Pengenalan Terhadap Konsep Bunyi dan Konsep Musik

Bagaimanakah cara yang tepat untuk mengkonsumsi musik? Tentu saja dengan menggunakan salah satu alat dari panca indera kita, yaitu telinga. Musik hanya bisa dinikmati melalui telinga sebagai alat pendengaran. Seseorang yang mengalami gangguan pendengaran atau tidak bisa mendengar (tuli) sejak lahir maka ia tidak akan pernah dapat mengenal konsep tentang bunyi, terlebih lagi konsep tentang musik itu sendiri.

Keindahan visual dapat dinikmati dengan mata sebagai alat untuk melihat. Keharuman dan wanginya bunga mawar dinikmati dengan hidung sebagai alat untuk membau. Lezatnya makanan dinikmati dengan lidah sebagai alat untuk mengecap. Sejuknya udara dapat dinikmati dengan kulit sebagai alat untuk merasakan. Dan keindahan bunyi musik dapat dinikmati dengan telinga sebagai satu-satunya alat untuk mendengar dari tubuh kita.

Seseorang yang mempelajari musik, maka harus mengenal konsep tentang bunyi. Ia harus dapat membedakan bunyi-bunyian, antara bunyi nada yang satu dengan nada yang lain, tinggi rendah suatu titinada. Dengan mengerti perbedaan ini maka ia juga dapat mengenal konsep tentang musik.
Lho? Apakah ada orang yang tidak bisa membedakan bunyi atau tidak bisa membedakan tinggi rendah suatu titinada? Jawabannya : ada. Memang ada beberapa orang yang memang tidak mampu membedakan tinggi rendah suatu bunyi antara nada yang satu dengan nada yang lain, sehingga bisa dikatakan, orang seperti ini tidak bisa bermain di bidang musik atau tidak musikal.

Kembali ke hubungan antara musik dengan alat pendengaran, bagaimana jika orang yang sudah pernah mendengar, kemudian di dalam perjalanan hidupnya karena suatu hal/penyakit, ia menjadi tuli, apakah ia masih bisa bermusik? Tentu saja ia masih bisa bermusik karena ia telah mengenal konsep tentang musik.
Komponis besar jaman klasik Ludwig Van Beethoven (1770-1827) adalah contohnya. Beethoven adalah seorang pianis, organis dan pemain biola. Pada usia 31 tahun (1801), Beethoven merasakan pendengarannya mulai berkurang. Sebagai seorang pianis paling berprestasi di Wina, keadaan ini dirasakannya sebagai suatu bencana. Pada saat ia bermain dalam konser piano tahun 1814 (usia 44 tahun), Beethoven sudah tidak dapat mendengarkan sendiri permainannya. Pada usia 48 tahun (1818), Beethoven menjadi tuli sama sekali, ia sudah tidak mampu mendengar, komunikasi dengan orang lain dilakukannya dengan tulis-menulis.

Sebagai komponis, kondisi penyakit pada syaraf pendengarannya tidak terlalu mengganggunya dalam berkarya. Hal ini dibuktikannya, antara tahun 1822 – 1826, kegiatan Beethoven dipenuhi dengan berkarya menciptakan banyak komposisi baru, dan beliau sudah tuli total. Pada saat konser karya Beethoven tanggal 7 Mei 1824 (Overtura ‘Die Weihe des Hauses’ Op. 124, Kyrie, Credo, dan Agnus Dei Misa Solemnis Op. 123 dan Simfoni No. 9 dalam D minor Op. 125, ruang konser penuh sesak, Beethoven dan musiknya mendapatkan sambutan luar biasa, namun ia tidak mendengar sama sekali sambutan meriah ini dan tetap membaca partitur.
Bagi Beethoven sebagai komponis, dalam otaknya, ia masih dapat mendengar musik karena ia mengenal betul konsep musik dari pengalaman selama ia masih bisa mendengar. Bahkan musik yang sangat komplekspun masih bisa ia dengar dalam otaknya dan dinotasikan melalui partitur musik. Ia tidak menciptakan musik dengan piano, tetapi melalui pena, kertas, meja tulis dan ide-ide kreatif luar biasa dari otaknya yang masih mampu mendengar musik.

Untuk menjadi seorang musisi atau pemain musik yang baik, maka seseorang harus belajar juga untuk melatih pendengarannya. Pada beberapa kursus/les musik (kursus organ, kursus piano, dan sebagainya), latihan pendengaran ini disebut juga sebagai latihan solfes.


Beethoven : Kronologi Kejadian dalam Perjalanan Hidup (4) – Tulisan Terakhir

kronologi_ludwig_van_beethoven-img
1813 – 43 tahun
8 Desember 1813 : Simfoni No. 7 dalam A Mayor Op. 92 dipentaskan untuk pertama kalinya,

1814 – 44 tahun

27 Februari 1814 : Simfoni No. 8 dalam F Mayor Op. 93 dipertunjukkan di depan umum untuk yang pertama kalinya.
Mei 1814 : Pertunjukan Opera Fidelio revisi terakhir yang meraih kesuksesan besar. Fidelio merupakan opera Jerman yang paling penting antara masa Mozart dan Richard Wagner.
29 November 1814 : Membuat komposisi Triple Concerto Op. 56 dan Sonata Piano Op. 90.
Pada tahun ini, Beethoven bermain piano untuk terakhir kalinya, karena pada saat konser, ia sudah mulai tidak dapat mendengar permainannya sendiri.

1815 – 45 tahun
Membuat komposisi Scottish Songs Op. 108.

1816 – 46 tahun

Membuat komposisi Sonata Piano dalam A Mayor Op. 101.

1817 – 47 tahun
Mulai membuat ide untuk simfoninya yang terakhir, yaitu Simfoni No. 9, belum mulai dikerjakan secara sungguh-sungguh.

1818 – 48 tahun
Menyelesaikan komposisi Sonata piano dalam empat gerakan besar yang kemudian dikenal sebagai Sonata HammerKlavier Op. 106. Pada tahun ini pendengaran Beethoven sudah sangat parah. Ia sudah tidak bisa mendengar suara apapun dan sudah tuli total.

1820 – 50 tahun

Membuat komposisi Sonata Op. 109.

1822 – 52 tahun
Menyelesaikan komposisi Sonata Piano Op. 110 dan Op. 111. Juga menyelesaikan Missa Solemnis Op. 123 yang dipersembahkan untuk Pangeran Rudolph yang menjadi uskup agung di Olmutz. Ia juga membuat komposisi berjudul Die Weihe des Hauses Overture Op. 124.

1823 – 53 tahun

Simfoni No. 9 dalam D Minor Op. 125 berhasil diselesaikan dan menyelesaikan juga Variasi Diabelli Op. 120.
19 Maret 1823 : Missa Solemnis Op. 123 dikumandangkan untuk pertama kalinya di depan umum.

1824 – 54 tahun
7 Mei 1824 : pertunjukan untuk pertama kalinya komposisi Beethoven yang berjudul Simfoni No. 9 dalam D Minor Op. 125. Dalam konser ini juga dipertunjukkan karya-karya Ludwig Van Beethoven yang lainnya, yaitu : Die Weihe des Hauses Overture Op. 124, Misa Solemnis Op. 123 (Kyrie, Credo, dan Agnus Dei). Beethoven hadir dalam konser terakhirnya ini dan ia tidak mendengar sambutan meriah dari penonton saat Simfoni No. 9 selesai dipentaskan, sehingga ia harus dibimbing oleh seorang penyanyi untuk dapat melihat penonton dan memberi hormat.

1825 – 55 tahun
Beethoven membuat komposisi Kuartet Op. 127, Op. 130 dan Op. 132.

1826 – 56 tahun
Beethoven menyelesaikan komposisi untuk Kuartet Op. 131 dan Op. 135.
Desember 1826 : Beetoven jatuh sakit karena menderita radang paru-paru (pneumonia) dan sakit liver.

1827 – 57 tahun
26 Maret 1827 pukul 17:45 waktu setempat, Ludwig Van Beethoven meninggal dunia। Konon pada saat meninggalnya, sedang terjadi badai di daerah itu. Upacara pemakaman Beethoven dihadiri sekitar kurang lebih 10.000 orang, suatu hal yang menunjukkan betapa bagus prestasinya di kota Wina.

Beethoven : Murid Langsung Ludwig Van Beethoven (3) – Tulisan Terakhir

murid_Archduke-Rudolphe

Disebut juga Archduke Rudolph। Rudolph adalah putra termuda dari Kaisar Leopold II (berkuasa sebagai kaisar pada tahun 1790 – 1792). Kakak Rudolph, Francois yang kemudian menggantikan Kaisar Leopold II.
Beethoven menjadi guru Rudolph antara tahun 1803 sampai dengan 1804.

Dia memberikan pelajaran piano dan komposisi. Rudolph adalah seorang pemain piano yang sangat baik. Beethoven mengajar Rudolph setiap hari antara dua sampai dengan tiga jam. Beethoven sering sekali mengeluh tentang hal ini, karena ia merasa terpaksa mengajar Rudolph setiap hari. Tapi bagaimanapun juga, Rudolph juga sering kali pergi keluar dari Wina.

Pada tahun 1809, Rudolph menjadi salah satu dari tiga pendukung Beethoven di samping Pangeran Kinsky dan Pangeran Lobkowitz. Rudolph ditahbiskan menjadi uskup agung di Olmutz pada bulan Maret 1820, namun Beethoven sering berjumpa dengan dia dan tetap mengajarnya sampai dengan tahun 1824.

Beethoven banyak mempersembahkan karya-karyanya kepada Archduke Rudolph, antara lain Trio Archiduke, beberapa sonata piano (Les adieux, Hammerklavier), Triple Concerto, Misa Solemnis dan The Grande Fugue.

Sementara Rudolph sendiri membuat beberapa komposisi yang dipersembahkan untuk Beethoven, antara lain 40 variasi dari Beethoven’s air dan berpartisipasi juga dalam Diabelli’s variations (Variasi Diabelli) seperti halnya banyak komponis yang lainnya. Kumpulan karya-karya Beethoven edisi pertama (edisi awal) dan beberapa surat Beethoven yang dikirimkan kepada Archduke Rudolph masih tersimpan rapi di Gesellschaft der Musikfreunde di Wina.


Sejarah Musik


1803 – Johann Joseph Rainer Rudolph (1788 – 1831)

Disebut juga Archduke Rudolph. Rudolph adalah putra termuda dari Kaisar Leopold II (berkuasa sebagai kaisar pada tahun 1790 – 1792). Kakak Rudolph, Francois yang kemudian menggantikan Kaisar Leopold II.
Beethoven menjadi guru Rudolph antara tahun 1803 sampai dengan 1804.
Dia memberikan pelajaran piano dan komposisi। Rudolph adalah seorang pemain

Beethoven : Murid Langsung Ludwig Van Beethoven (2)


1801 – Carl Czerny (1791 – 1857)

Carl Czerny adalah putra dari Wensel Czerny, seorang piano master di Wina. Pada usia 10 tahun, Carl sudah tahu bagaimana memainkan hampir semua karya piano Mozart, dan juga memainkan banyak karya dari komponis-komponis pada waktu itu.
Setelah Beethoven mendengar kemampuan Carl ini, ia menawarkan diri untuk menjadi guru bagi Carl

Beethoven : Murid Langsung Ludwig Van Beethoven (1)


1801 – Countess Giulietta Guicciardi (1784 – 1856)

Giulietta Guicciardi sempat menjadi murid Beethoven pada saat Guicciardi berusia 17 tahun. Beethoven membuat komposisi Sonata Op. 27 No. 2 yang kemudian dikenal sebagai Moonlight Sonata yang didedikasikan/dipersembahkan untuk murid wanitanya ini.
Pelajaran kursus piano baru dilakukan beberapa kali dan membuat Beethoven jatuh cinta kepada Guicciardi। Kemudian Beethoven melamarnya

Beethoven : Beberapa Guru Yang Mempengaruhi Perjalanan Musiknya


Franz RIES (1755-1846)

Dia adalah guru biola Beethoven saat kecil, waktu masih tinggal di Bonn.
Putranya, Ferdinand Ries (1784-1838) adalah murid Beethoven di Wina.
Beethoven mengajar Ferdinand Ries tiga kali dalam satu minggu selama satu jam mulai tahun 1803 dan berakhir pelajarannya pada tahun 1805.

Christian Gottlob NEEFE (1748-1798)

Komponis ini adalah salah satu guru pertama Beethoven khususnya dalam bidang

1813 – 43 tahun
8 Desember 1813 : Simfoni No. 7 dalam A Mayor Op. 92 dipentaskan untuk pertama kalinya,

1814 – 44 tahun
27 Februari 1814 : Simfoni No. 8 dalam F Mayor Op. 93 dipertunjukkan di depan umum untuk yang pertama kalinya.
Mei 1814 : Pertunjukan Opera Fidelio revisi terakhir yang meraih kesuksesan besar. Fidelio merupakan opera [...]


1803 – 33 tahun
Ludwig Van Beethoven membuat komposisi Konserto Piano No. 3 Op. 37, the Kreutzer Sonata dan Christus am Olberge. Dia mulai mengerjakan komposisi Simfoni No. 3 dalam Es Mayor, Eroica Op. 55.
5 April 1803 : pertunjukan pertama kalinya Simfoni No. 2 dalam D Mayor Op. 36.
1804 – 34 tahun
Ia membuat komposisi Waldstein Sonata [


1793 – 23 tahun
Resmi menjadi murid Franz Josef Haydn dan juga mendapat bimbingan dari Johann Schenk.
1794 – 24 tahun
Januari 1794 : belajar komposisi, kontrapung, ilmu harmoni dengan Johann Georg Albrechtsberger, juga belajar komposisi menurut gaya vokal Italia dengan bimbingan Antonio Salieri. Pada tahun ini, ia membuat komposisi untuk trio piano, Op. 1.
Gejala awal gangguan syaraf [...]


1770, 16 Desember
Ludwig Van Beethoven dilahirkan di kota Bonn, Jerman.

1778, 26 Maret – 8 tahun
Konser Piano Pertama Beethoven di depan publik.
1780 – 10 tahun
Belajar musik dan komposisi pada Christian Gottlob Neefe.
1782 – 12 tahun
Menjadi wakil Neefe sebagai organis kapel istana Bonn dan membuat komposisi sembilan variasi pada Mars oleh Dressler.
1783 – 13 tahun
Neefe menulis dalam


Salah satu pendukung Ludwig Van Beethoven adalah seorang pangeran bernama Pangeran Johann Joseph Rainer Rudolph, adik dari Kaisar Austria. Keluarganya berkehendak sang pangeran bersekolah untuk menjadi pastur, dan pangeran ini kelak nantinya akan menjadi uskup agung Olmutz, Archduke Rudolph. Rudolph mulai belajar piano kepada Beethoven pada tahun 1803 dan menjadi satu-satunya murid yang mewarisi kemampuan


Seputaran tahun 1802, Ludwig Van Beethoven mengalami depresi, tapi ia kemudian mampu mengatasi hal ini. Kesungguhan untuk memperjuangkan nasibnya diaplikasikan melalui musiknya sepanjang periode 1803 sampai dengan 1812. Karyanya pada periode ini merupakan karya besar yang mengimplikasikan sikapnya terhadap hidup. Emosi sebagai seorang komponis dituangkan dalam karya-karyanya, ide-ide dinotasikan pada sonata dan simfoni ciptaannya.
Oratorio Kristus


Karir Ludwig Van Beethoven sebagai seorang pianis (pemain piano) mulai dikembangkan melalui konser yang sering diselenggarakan oleh para bangsawan secara pribadi di rumah mereka. Konser pertamanya di depan umum diselenggarakan pada tanggal 29 Maret 1795 di Wina, pada usia 25 tahun dan ia telah menunjukkan kelasnya sebagai seorang komponis dan pemain piano yang handal dan [

Beethoven : Sejarah Kehidupan Seorang Komponis Klasik (2)


Semenjak ibunya meninggal dunia, Beethoven terpaksa tinggal di Bonn dan tidak meneruskan pelajarannya di Wina. Ia harus menanggung kehidupan keluarganya dan mengurus adik-adiknya, karena ayahnya semakin menjadi seorang pemabuk berat. Tapi ia masih memiliki jabatan di istana Bonn sebagai pemain organ dan pemain biola alto di orkes kapel dan teater istana. Pada tahun 1789, ia

Tidak ada komentar: